“Ko deng Sa berhak mendapat kesempatan di Sekolah Rakyat Kabupaten Mimika”
Oleh: Jake Merril Ibo (Direktur Pusat Bantuan Mediasi GKI)
Jalan Menuju Kesetaraan Belajar untuk Mereka yang Tersisih
Pendidikan adalah hak asasi manusia yang wajib dinikmati oleh setiap warga negara tanpa terkecuali. Namun, realitas di banyak daerah di Indonesia menunjukkan adanya kesenjangan yang lebar dalam akses pendidikan, terutama di wilayah Papua Tengah. Kabupaten Mimika, meskipun kaya sumber daya alam, masih menghadapi tantangan sosial-ekonomi yang berat dan menyimpan kisah anak-anak yang belum secara sempurnah tersentuh layanan pendidikan formal.
Masyarakat kecil, keluarga tidak mampu, dan kelompok yang termarjinalkan kerap menjadi pihak yang tersisih dari sistem pendidikan. Keterbatasan sarana, rendahnya daya juang, serta jauhnya lokasi sekolah dari tempat tinggal membuat banyak anak akhirnya putus sekolah atau bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan.
Menjawab kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Mimika bergerak cepat mendukung program pemerintah pusat dengan menghadirkan Sekolah Rakyat, merupakan bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Pengentasan Kemiskinan dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem. Kehadirannya bertujuan memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Di sekolah ini, tentu anak-anak bukan hanya memperoleh keterampilan akademik, tetapi juga bekal non-akademik yang dapat meningkatkan peluang kerja di masa depan. Lebih jauh, program ini menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, nasionalisme, dan kemandirian.
Untuk memastikan keberlanjutan pendidikan, orang tua atau wali murid diwajibkan menandatangani perjanjian mengikat agar anak mereka mengikuti seluruh proses pembelajaran hingga selesai. Langkah ini diambil guna mengantisipasi risiko putus sekolah, terutama akibat tekanan ekonomi yang kerap memaksa anak-anak bekerja.
Restorative Education: Mengembalikan Hak Anak atas Pendidikan
Di tengah sorotan publik terhadap masalah pendidikan Papua, Pemerintah Kabupaten Mimika telah mewujudkan menyiapkan sarana dan prasarana pendukung Sekolah Rakyat sebagai bentuk Restorative Education. Pendekatan ini menekankan pada pemulihan hak anak atas pendidikan sekaligus mengembalikan keceriaan serta martabat mereka sebagai manusia yang berhak belajar.
Restorative Education hadir bukan sekadar sebagai sistem formal yang kaku, melainkan sebagai ruang pemulihan bagi anak-anak yang tersisih. Hak-hak mereka yang sebelumnya terabaikan dipulihkan sehingga mereka dapat mengakses pendidikan dengan penuh martabat. Suasana belajar diciptakan inklusif, ramah, bebas diskriminasi, serta menghargai keragaman sosial, budaya, dan ekonomi sebagai bagian dari kekayaan proses pendidikan.
Dengan demikian, Restorative Education bukan hanya mengajar, tetapi juga menyembuhkan, merangkul, dan memberdayakan, sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai potensinya. Prinsip dasarnya adalah kesetaraan akses: setiap anak, baik di kota maupun pedalaman, berhak atas pendidikan yang bermutu.
Jadi sebagai anak-anak bangsa di Papua Tengah secara khusus di Kabupaten Mimika, yang tergolong sebagai kelompok tersisih, seharusnya berkomitmen katakan: “Saya berhak mendapat kesempatan di Sekolah Rakyat Kabupaten Mimika”, bersunguh-sungguh memanfaatkan momentum ini.
Realitas Pendidikan di Mimika
Mimika adalah kabupaten yang penuh potensi, tetapi juga menyimpan paradoks. Di satu sisi, keberadaan industri besar memberi pemasukan besar bagi negara dan daerah. Namun di sisi lain, masyarakat adat dan keluarga kecil masih bergelut dengan kemiskinan struktural.
Kondisi pendidikan di Mimika menunjukkan tantangan nyata. Akses sekolah tidak merata karena sekolah negeri dan swasta lebih banyak terkonsentrasi di pusat kota, sementara pedalaman minim fasilitas. Anak-anak di wilayah pingiran kota Mimika dan terpencil harus menempuh jarak jauh bahkan medan sulit hanya untuk bersekolah.
Faktor ekonomi memperparah keadaan. Banyak orang tua tidak mampu membiayai kebutuhan dasar pendidikan, mulai dari seragam hingga transportasi, sehingga anak-anak terpaksa berhenti sekolah meski memiliki semangat belajar tinggi. Marginalisasi sosial-budaya juga kerap dialami anak-anak Papua, membuat mereka dipandang sebelah mata dan kehilangan motivasi belajar.
Dampaknya adalah tingginya angka putus sekolah. Anak-anak yang tidak terlayani pendidikan menjadi rentan terhadap masalah sosial, kehilangan peluang masa depan, dan terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Situasi ini menegaskan pentingnya model pendidikan alternatif yang inklusif, adil, dan kontekstual.
Dampak Kehadiran Sekolah Rakyat Mimika
Kehadiran Sekolah Rakyat di Mimika membawa dampak nyata bagi kehidupan masyarakat. Sekolah ini membuka ruang belajar bagi anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki akses karena kendala ekonomi, jarak, atau keterbatasan fasilitas. Mereka kini berpeluang mengejar pendidikan yang layak.
Dengan pendekatan yang fleksibel, Sekolah Rakyat dipercaya akan mampu menekan angka putus sekolah. Lingkungan belajar Sekolah Rakyat tentunya inklusif dan ramah budaya juga menumbuhkan kembali semangat belajar anak-anak bangsa di Papua yang sebelumnya pudar akibat marginalisasi.
Lebih jauh, keberadaan Sekolah Rakyat Kabupaten Mimika membangkitkan kesadaran kolektif bahwa pendidikan adalah hak semua orang. Pendidikan tidak lagi dipandang sebagai kemewahan, tetapi sebagai anugerah Tuhan yang wajib diakses setiap anak-anak bangsa di Papua Tengah demi masa depan yang lebih baik.
Penutup
Harapan jangka panjang dari hadirnya Sekolah Rakyat Mimika adalah lahirnya generasi anak-anak bangsa di Papua Tengah yang berdaya, mandiri, dan setara dengan anak-anak lain di Indonesia. Pendidikan adalah jalan menuju pembebasan, dan Restorative Education menjadi jembatan menuju keadilan bagi mereka yang tersisih.
Sekolah Rakyat hadir bukan hanya sebagai lembaga alternatif, tetapi sebagai simbol harapan dan kasih Tuhan bagi masyarakat Papua. Dengan mengedepankan prinsip inklusivitas, kebersamaan, dan pemulihan, seluruh elemen masyarakat diajak untuk mendukung Pemerintah Kabupaten Mimika mewujudkan pendidikan berkeadilan melalui Sekolah Rakyat Kabupaten Mimika.
Sekolah Rakyat adalah suara bagi yang tak bersuara, cahaya bagi yang terpinggirkan, dan masa depan bagi generasi anak-anak bangsa di Papua Tengah.
Opini adalah pendapat atau gagasan penulis. Keseluruhan tulisan dan atau konten menjadi tanggungjawab penulis.