Timika, Papuadaily – Kementerian Kesehatan memproyeksikan jumlah kasus baru kanker di Indonesia bisa melonjak hingga 63 persen pada periode 2025–2040 jika upaya pencegahan dan deteksi dini tidak segera diperkuat.
Yayasan Kanker Bina Nusantara (YKBN) melakukan sosialisasi kanker di Kabupaten Mimika. Edukasi diberikan kepada berbagai organisasi masyarakat hingga instansi pemerintahan setempat.
“Kami memberikan pengetahuan dasar tentang kanker dan cara pencegahannya. Respon masyarakat sejauh ini sangat baik,” ujar Konsultan YKBN, Viana, Senin (15/9/2025).
Namun, menurutnya, sosialisasi ini menghadapi tantangan besar. Kabupaten Mimika ternyata belum memiliki fasilitas memadai untuk deteksi dini kanker, khususnya kanker serviks dan kanker payudara.
“Saat ini, hanya satu rumah sakit di Mimika yang menyediakan layanan HPV test dan Pap smear, itupun dengan biaya sekitar Rp350 ribu. Sementara di RSUD, sepertinya layanan tersebut belum tersedia sama sekali,” jelasnya.
Viana menegaskan, kondisi ini seharusnya menjadi prioritas pemerintah daerah agar masyarakat, khususnya perempuan, bisa memperoleh layanan pemeriksaan kanker dengan biaya terjangkau, bahkan gratis.
“Kami juga mendapatkan informasi dari warga saat melakukan sosialisasi. Warga itu mengungkap bahwa fasilitas di daerah ini kurang lengkap sampai melakukan medical check-up ke luar daerah dan penyembuhan di luar daerah,” tambahnya.
Berdasarkan pengamatan lapangan, lanjut Viana, angka kasus kanker serviks dan kanker payudara di wilayah timur Indonesia terus meningkat setiap tahun. Karena itu, pengetahuan dasar tentang kanker sangat penting untuk memperkuat deteksi dini serta menekan angka kematian akibat kanker di Mimika.