banner 728x250

Pameran Mimika Photo Exhibition 2025 ramai dikunjungi pelajar hingga wisatawan asing

Foto: dok PFI Timika

Timika, Papuadaily — Di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan Diana Mall Timika, lantai dua atrium utamanya berubah menjadi ruang nostalgia. Seratusan foto, diantaranya hitam putih berjajar rapi, seolah mengajak siapa pun yang melangkah masuk menelusuri jejak panjang perjalanan Mimika.

Pameran bertajuk “Merekam Jejak Mimika” ini bukan sekadar pameran foto biasa. Ia adalah catatan visual tentang sebuah daerah yang tumbuh, bertransformasi, dan terus menulis sejarahnya sendiri.

Pameran visual yang dipersembahkan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Timika dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-29 Kabupaten Mimika, menjadi magnet bagi masyarakat berbagai kalangan—dari pelajar, pekerja, hingga wisatawan asing.

“Setiap gambar seperti membawa pengunjung melintasi waktu,” ujar seorang pengunjung sambil menatap foto lama wajah Kota Kuala Kencana di masa awal berdirinya.

Awalnya, Mimika Photo Exhibition 2025 dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, 10—12 Oktober. Namun, antusiasme pengunjung yang terus membludak membuat panitia memutuskan memperpanjangnya hingga 13 Oktober.

“Perpanjangan waktu pameran ini merupakan dukungan dari manajemen Diana Mall Timika melihat antusias masyarakat yang datang berkunjung terus meningkat,” kata Ketua Panitia Joe Situmorang, Senin (13/10/2025).

Hingga hari keempat, jumlah pengunjung mencapai ribuan orang. Mereka tampak berkeliling, berdiskusi, bahkan berpose di depan karya-karya fotografi yang menampilkan wajah Mimika dalam berbagai dimensi—dari lanskap kota, kehidupan masyarakat adat, hingga bandara dan berbagai peristiwa.

Bagi Ketua PFI Timika, Sevianto Pakiding, pameran ini lebih dari sekadar ajang memamerkan karya visual. Ia adalah bentuk penghargaan terhadap waktu dan kenangan.

“Biasanya sejarah ditulis dalam bentuk surat atau diabadikan lewat monumen. Namun, yang kami tampilkan ini adalah sejarah visual fotografi. Nilainya sangat besar karena gambar mampu menceritakan segala hal, bahkan lebih dalam dari kata-kata,” jelas Sevianto.

Ia menambahkan, terselenggaranya pameran ini adalah hasil kolaborasi banyak pihak — mulai dari Pemerintah Kabupaten Mimika, PT Freeport Indonesia, Diana Mall Timika, dan berbagai pihak lainnya.

“Pameran ini bukan hanya wadah menampilkan karya visual, tetapi juga ruang belajar — tempat masyarakat menyadari betapa berharganya sejarah yang mereka miliki,” ujarnya.