Menjelajahi waktu lewat lensa dan cerita yang hidup di Mimika Photo Exhibition 2025

Salah satu pengunjung pameran foto Mimika Photo Exhibition. Foto: Amsi/ dok PFI Timika

Timika, Papuadaily — Riuh langkah dan tawa pengunjung terdengar di atrium utama Diana Mall Timika hari itu. Di antara keramaian, terpampang seratusan foto yang seolah bercerita tentang masa lalu, perubahan, dan denyut kehidupan Mimika dari waktu ke waktu.

Inilah Mimika Photo Exhibition 2025, pameran sejarah visual yang digelar Pewarta Foto Indonesia (PFI) Timika dalam rangka memperingati HUT ke-29 Kabupaten Mimika.

Sejak hari pertama, Jumat (10/10/2025), antusiasme masyarakat tak surut. Warga datang silih berganti — ada yang sekadar mampir, ada pula yang tenggelam lama di depan satu foto, seakan menelusuri kembali jejak hidupnya di dalam bingkai itu.

Salah satu pengunjung pameran foto Mimika Photo Exhibition. Foto: Amsi/ dok PFI Timika

Salah satu pengunjung, Dina, founder Singgah Baca, datang bersama anaknya. Ia tampak menikmati setiap sudut pameran dengan penuh perhatian.

Menurutnya, pameran seperti ini bukan sekadar ajang menampilkan karya visual, melainkan juga ruang pembelajaran sosial.

“Pameran photo seperti ini bukan hanya ruang untuk menampilkan karya visual. Tetapi bentuk nyata dari literasi visual dan potret sosial,” ujarnya.

Dina mengaku setiap foto memiliki kekuatan untuk menghidupkan empati dan rasa ingin tahu.
“Melalui setiap jepretan, kita belajar membaca emos, memahami konteks dan mengenali realitas kehidupan masyarakat dan kota Timika dari tahun ke tahun melalui sudut pandang yang lebih dekat,” pungkasnya.

Ia berharap, kegiatan seperti ini menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus berkarya dan menulis ulang sejarah mereka sendiri lewat berbagai bentuk ekspresi.

“Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi banyak orang untuk terus berkarya, mendokumentasikan cerita-cerita lokal dan menghidupkan semangat literasi dalam berbagai bentuk, baik lewat photo, tulisan maupun aksi nyata di komunikasi,” tambahnya.

Tak hanya Dina, Hilda Tabuni, seorang perempuan asli suku Dhani, juga terlihat tak lepas dari rasa haru. Matanya menatap dalam ke arah foto-foto lawas kondisi Mimika di tahun-tahun awal.

Salah satu pengunjung pameran foto Mimika Photo Exhibition. Foto: Amsi/ dok PFI Timika

“Melalui pameran photo ini dapat melihat bagaimana perkembangan Kabupaten Mimika dari masa sebelum lahir hingga sekarang,” katanya.

Ia tersenyum saat mengingat kembali masa lalu yang terekam di balik foto-foto itu.
“Ternyata perkembangannya luar biasa pesat, dan kemajuan juga sangat membanggakan. Banyak sekali kenangan lama yang kembali teringat mulai dari awal pembangunan kota hingga menjadi seperti sekarang,” tuturnya dengan nada lirih.

“Jujur, saya merasa sangat senang sekaligus terharu melihat photo-photo yang dipamerkan di sini. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, tim penyelenggara benar-benar keren,” tutupnya.

Di sisi lain ruangan, Chesar, seorang pengunjung muda, tampak antusias mengamati deretan foto hitam putih. Ia mengaku baru pertama kali melihat dokumentasi lawas Timika secara langsung.

“Melalui pemeran ini, saya jadi bisa mengenal lebih jauh sejarah dan perkembangan Timika dari masa ke masa,” katanya.

Baginya, pameran ini unik karena tak hanya menampilkan foto-foto kota, tetapi juga tradisi lokal. “Yang menarik juga, dapat melihat secara visual proses pembuatan noken tradisional. Yang ternyata ada proses khusus dan bahkan menggunakan mesin dan itu adalah sesuatu hal yang baru dikenal,” ujarnya kagum.

Chesar berharap acara serupa bisa diadakan lebih sering. “Semoga kegiatan ini bisa lebih sering diadakan, mengingat di Kabupaten Mimika masih jarang ada acara edukatif seperti ini. Kalau bisa diperbanyak, tentu saja akan sangat bagus untuk masyarakat, terutama generasi muda agar lebih mengenal sejarah dan budaya sendiri,” katanya.

Sementara itu, Zulfi, warga yang lahir dan besar di Timika, menatap foto udara kota masa lalu dengan senyum penuh kenangan.

“Dulu bangunan di Kabupaten Mimika masih sedikit, belum seramai sekarang. Sekarang kita bisa lihat bagaimana kota ini berkembang pesat dan semakin maju,” ujarnya.

Ia menilai, kegiatan seperti Mimika Photo Exhibition sangat penting agar generasi muda tak melupakan sejarah dan jati diri daerahnya.

“Saya berharap, ke depan lebih banyak event seperti ini. Bukan hanya hiburan seperti joget-joget saja, tapi juga yang mengandung nilai sejarah dan budaya Timika,” tutupnya.