Timika, Papuadaily – Sejumlah wilayah di Kabupaten Mimika dikepung banjir akibat curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir.
Pantauan media ini, Selasa (19/8/2025), wilayah yang paling terdampak adalah di Distrik Wania, meski beberapa distrik di area kota ikut terdampak.
Adapun wilayah yang sangat parah akibat terendam banjir adalah di Kampung Baru Bersaudara, salah satu kawasan di Distrik Wania yang terletak di kawasan belakang kuburan Satuan Pemukiman (SP) 1, Kelurahan Kamoro Jaya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, warga setempat menyebut bahwa banjir telah mengepung wilayah tersebut sejak sepekan terakhir.
Mereka bilang, terdapat dua sungai yang berada di dekat kampung tersebut sering meluap saat turun hujan dalam jangka waktu yang lama.
Akibatnya, air sungai yang meluap dengan cepat merambat ke rumah-rumah warga. Bahkan, debit air mencapai hingga bagian dada orang dewasa.
Seorang warga, Yafo Murib saat ditemui, Selasa sore, mengatakan akibat banjir tanaman di kebun miliknya mati.
Di kebun miliknya terdapat tanaman seperti umbi-umbian, jagung, kangkung dan jenis sayuran lainnya. Kini tak bisa diselamatkan karena banjir.
“Jadi dari air masuk dari bagian atas (salah satu sungai di dekat kebun,red). Sudah satu minggu ini banjir terus,” ungkap Yafo.
Wajar saja lahan yang disulap menjadi kebun oleh Yafo menjadi sasaran banjir. Katanya, kebun tersebut berada dekat dengan sungai. Parahnya, tak ada drainase di area tersebut.
Selanjutnya, seorang warga lainnya bernama Iriana Katagame, menyebutkan bahwa kondisi ini terjadi hampir setiap tahun.
Meski begitu, tak ada upaya serius yang dari pemerintah daerah untuk menangani persoalan tersebut.
Dari tahun ke tahun, kata Iriana setiap terjadi banjir pemerintah hanya fokus memberi bantuan berupa makanan.
Padahal, masalah sebenarnya adalah drainase atau pembuangan, mengingat kampung tersebut diapit oleh dua sungai yang bermuara hanya pada satu titik alur pembuangan.
Sama seperti Yafo, Iriana bilang kondisi ini mengakibatkan seluruh tanaman mereka di kebun mati. Sementara kebun menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat setempat.
“Kita orang kampung, hanya bisa hidup di kampung tidak bisa hidup di kota karena di kota semua butuh uang. Di kampung kita berkebun, makan dari hasil kebun dan tidak bergantung sama uang. Hasil kebun juga kita jual baru menghasilkan uang,” kata Iriana.
“Makanya pemerintah harus perbaiki parit ini supaya kita bisa hidup. Kalau banjir begini ini kasihan kita punya tanaman busuk, mati semua,” tutupnya.
Senada dengan Iriana, seorang pria paruh baya yang dalam kesehariannya berprofesi sebagai tukang ojek di Kampung Baru Bersaudara bernama Iwan, mengatakan kendala utama di wilayah itu adalah parit.
Ia menyebut, kawasan itu selalu menjadi sasaran amukan banjir saat turun hujan dalam waktu yang lama lantaran tidak adanya parit sebagai saluran pembuangan baik dari dalam kampung hingga ke aliran sungai.
“Kendala utama di sini hanya parit saja, Pak. Jadi ada dua sungai di situ dia punya pembuangan satu baru terlalu kecil jadi dia tidak mampu menampung. Akibatnya sering buangnya (luapan air sungai,red) sampai ke sini (di dalam kampung,red),” kata Iwan.
Iwan menyebut, satu-satunya solusi yang dapat mengatasi persoalan yang kerap terjadi setiap tahun tersebut adalah dengan menggunakan alat berat untuk menggali drainase dan memperluas aliran sungai.
Ia berharap hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah sebab kondisi kampung tersebut kian memprihatinkan. Masyarakat bahkan kerap mengungsi karena tak dapat tempat untuk tidur atau sekedar beristirahat di rumah ketika air sungai meluap.
Hal itu kata Iwan menjadi pemandangan yang sudah diratapi setiap harinya selama beraktivitas di wilayah tersebut.
“Jadi tadi malam saya orang terakhir yang saya bawa (penumpang,red) itu air sampai di pinggang orang dewasa. Ini (kondisi saat wawancara) sudah mulai turun ini,” pungkasnya.
Selain itu, beberapa wilayah lainnya di Distrik Wania juga turut terendam banjir. Seperti yang terjadi di Kampung Kadun Jaya, Kampung Nawaripi-Lorong SMA Negeri 1 Mimika dan di Jalan Gaharu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Distrik Wania, Merlyn Temorubun, telah memerintahkan Kepala Kampung, Lurah hingga RT untuk mengumpulkan data di wilayah masing-masing sesuai instruksi Bupati Mimika, Johannes Rettob.
Merlyn menyebut, dirinya bahkan telah meninjau langsung semua titik yang terdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi tersebut.
Merlyn bilang, ia juga telah melayangkan laporan sejak Senin malam, 18 Agustus 2025 ke pimpinan daerah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Kami sudah melaporkan kepada Pak Bupati dan melanjutkan kepada OPD teknis. Sementara lagi berkoordinasi,” ungkap Merlyn, saat ditemui di Jalan Yos Soedarso, Distrik Wania, Selasa sore.
Merlyn mengaku sangat prihatin dengan kondisi yang telah terjadi. Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab sosial yang harus ditunaikan secara kemanusiaan. Pemerintah harus sigap menyikapi hal itu.
Ia juga telah mengimbau kepada seluruh masyarakat di Distrik Wania agar waspada terhadap banjir dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan serta membersihkan drainase untuk mengantisipasi kemungkinan adanya luapan air.