Timika, Papuadaily – Harga kelapa di Mimika melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir, memicu keluhan dari pedagang dan masyarakat.
Kepala Distrik Mimika Barat Jauh, Evert Kukuareyau, mengungkapkan bahwa kenaikan harga kelapa dipicu oleh tingginya biaya serta terbatasnya akses transportasi dari Kampung Ararau.
Berbeda dengan daerah lain yang biasanya mengumpulkan kelapa terlebih dahulu sebelum dijual, pola ini menjadi kendala dalam pengembangan usaha kelapa muda.
“Masyarakat di wilayah kami tidak berperan sebagai pengusaha kelapa, melainkan langsung mencari kelapa ketika kapal masuk,” ujarnya saat wawancara di Timika, Jumat (5/9/2025).
Harga kelapa di tingkat kampung sebenarnya relatif murah. Namun, biaya transportasi yang tinggi membuat harga kelapa melambung saat tiba di Kota Timika. Selain itu, masuknya pengusaha kopra yang membeli kelapa untuk bahan baku juga memperparah situasi.
“Pengusaha kopra membeli daging kelapa kering di Kampung Ararau, akibatnya pasokan kelapa segar ke pasar jadi berkurang,” ungkap Kukuareyau.
Kondisi ini, menurut dia, semakin menekan pasokan dan mendorong harga kelapa terus naik dalam lima bulan terakhir.
Ia menambahkan, harga kelapa di wilayah relatif rendah, namun ketika sampai Kota Timika justru menjadi mahal. Hal ini terjadi karena kendala utama berada pada biaya dan akses transportasi.
Informasi yang dihimpun, hampir lima bulan terakhir harga kelapa di Mimika terus naik akibat pasokan berkurang. Kondisi ini membuat pedagang dan masyarakat sama-sama mengeluhkan mahalnya kelapa segar.