News  

Pemalangan akses Pelabuhan Pomako rugikan pelaku usaha hasil laut

Proses produksi seafood CV Utama Sentosa di KM 7 Mimika. (Istimewa)

Timika, Papuadaily – Aksi pemalangan akses menuju Pelabuhan Pomako Mimika sempat berdampak pada aktivitas distribusi hasil laut. Pelaku usaha mengaku merugi karena proses pengambilan barang dari nelayan tertunda.

Irgin, perwakilan CV Utama Sentosa, distributor sekaligus supplier seafood di Jalan Kilo 7 Timika, menuturkan bahwa keterlambatan distribusi membuat kualitas produk menurun.

banner 325x300

“Barang yang seharusnya fresh jadi tertunda, otomatis kualitas berubah dan harga di pasaran menurun,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (14/9/2025).

Selain distribusi lokal, aktivitas pengiriman keluar daerah juga ikut terganggu. Kapal kargo milik PT SPIL dan PT Tanto hingga kini belum beroperasi, sehingga pengiriman kontainer ke Jakarta maupun untuk tujuan ekspor terpaksa ditunda.

“Rencana saya kirim barang lewat kontainer pun masih tertahan,” kata Irgin.

Ia menyebutkan, perusahaannya biasanya memproduksi 1 ton hingga 6 ton hasil laut per hari, bergantung pada kapasitas penyimpanan. Namun akibat hambatan distribusi, kerugian yang ditanggung diperkirakan mencapai 5 hingga 15 persen.

“Proses produksi seafood di perusahaan kami mencakup penerimaan bahan baku, penimbangan, penyortiran, pencucian, penyusunan, pembekuan, pengemasan, hingga penyimpanan beku. Semua tahapan itu sangat bergantung pada ketersediaan bahan penunjang seperti air bersih hasil uji laboratorium, es batu, sarung tangan karet, dan chlorine untuk menjaga higienitas,” jelasnya.

Saat ini, kontainer berisi produk hasil laut terpaksa disimpan di gudang pendingin (COG) dengan mengandalkan daya listrik untuk menjaga suhu tetap stabil, sembari menunggu kepastian jadwal keberangkatan kapal.