Papua  

Provinsi Papua Masih Peringkat Pertama Persentase Penduduk Termiskin di Indonesia

Ilustrasi warga Papua
Ilustrasi warga Papua. Foto: Sevianto/diurnal.id

TIMIKA – Persentase penduduk miskin Provinsi Papua pada Maret 2023 sebesar 26,03 persen, mengalami penurunan sebesar 0,77 persen poin terhadap September 2022, serta 0,58 persen poin terhadap Maret 2022. Meski menurun, persentase penduduk miskin masih tertinggi di Provinsi Papua.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua yang dirilis 17 Juli 2023 lalu, jumlah penduduk miskin Papua pada Maret 2023 sebesar 915,15 ribu orang, menurun 21,2 ribu orang dibandingkan pada September 2022, dan turun 6,97 ribu orang terhadap Maret 2022.

Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 5,68 persen, keadaan ini naik 0,39 persen poin dibandingkan September 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2023 sebesar 34,49 persen, turun 4,49 persen poin dibandingkan September 2022.

Dibanding September 2022, jumlah penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 naik sebanyak 4,6 ribu orang (dari 54,06 ribu orang pada September 2022 menjadi 58,67 ribu orang pada Maret 2023). Di sisi lain, jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 25,8 ribu orang (dari 882,26 ribu orang pada September 2022 menjadi 856,48 ribu orang pada Maret 2023).

Garis Kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp686.469,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 516.528,- (75,24 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp169.941- (24,75 persen).

Pada Maret 2023, secara rata-rata rumah tangga miskin di Provinsi Papua memiliki 4,98 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp3.418.616,-/rumah tangga miskin/bulan.

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2022- Maret 2023 antara lain adalah:

  1. Keadaan Ekonomi yang cenderung membaik, salah satunya dengan meningkatnya pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Triwulan I- 2023 dibandingkan dengan Triwulan III-2022 yaitu sebesar 2,37 persen.
  2. Pada periode September 2023 -Maret 2023, tingkat inflasi gabungan 3 kota IHK di Papua sebesar 0,28 persen, lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada periode Maret 2022-September 2022 yang sebesar 4,13 persen.
  3. Tingkat Pengangguraan Terbuka pada Februari 2023 yang sebesar 3,49 turun dibandingkan dengan pada Februari 2022 yang sebesar 3,60.
  4. Nilai Tukar Petani gabungan (dengan Perikanan) pada Maret 2023 sebesar 100,40 naik sebesar 1,33 persen dibandingkan September 2022. Dengan nilai NTP sedikit diatas 100, maka diketahui bahwa pada Maret 2023 petani di Provinsi Papua mengalami surplus.
  5. Keadaan keamanan yang cenderung lebih stabil daripada periode sebelumnya sehingga bantuan sosial sebagian dapat tersalurkan, walaupun masih terdapat ancaman keamanan untuk beberapa wilayah di Provinsi Papua.

Penjelasan Teknis dan Sumber Data

  1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
  2. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan.
  3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditas kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
  4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.
  5. Garis Kemiskinan per rumah tangga dihitung dari garis kemiskinan per kapita dikalikan dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin.
  6. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
  7. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2023 adalah
    data Susenas bulan Maret 2023.

Unduh laporan lengkap BPS Provinsi Papua di bawah: