Ilaga, Papuadaily – Ribuan warga Distrik Gome Utara, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, mengungsi ke Ilaga sejak 23 Mei 2025 hingga saat ini.
Pengungsian massal ini dipicu operasi militer yang masih berlangsung di tujuh kampung distrik tersebut, melibatkan TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Warga mencari perlindungan di Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak, untuk menghindari dampak konflik bersenjata.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Puncak, Asker Tabuni, mengonfirmasi pengungsian tersebut dan mengungkapkan keprihatinannya terhadap trauma yang dialami warga.
“Mereka mengalami trauma, dan saya sebagai Kepala Dinas tidak bisa memberikan jaminan makan minum. Saya meminta dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak,” ujar Asker Tabuni, Senin (26/5/2025).
Sementara itu, Pendeta Dr. Hansk Wakerwa meminta perhatian khusus dari pemerintah pusat. Ia menekankan bahwa korban konflik bukan merupakan anggota Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), melainkan warga sipil, khususnya jemaatnya.
“Mereka adalah jemaat saya. Saya mohon Pemerintah RI melihat ini dengan baik dan memberikan perhatian khusus,” harap Pendeta Wakerwa.
Situasi di Distrik Gome Utara hingga saat ini masih belum kondusif. Operasi militer yang berlangsung menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya dampak konflik terhadap warga sipil.
Perlu adanya upaya intensif dari pemerintah untuk memastikan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi, serta mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik dan mengembalikan situasi normal di Distrik Gome Utara. (Terry)