Aneh, SPBU kosong tapi pengecer punya stok BBM dijual mahal
Timika, Papuadaily – Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) eceran di Kabupaten Mimika sempat menghebohkan warga. Pasalnya, pengecer dilaporkan menjual bensin hingga Rp30–50 ribu per botol saat terjadi kekurangan stok di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Menanggapi hal tersebut, Bupati Mimika, Johannes Rettob, mengambil langkah tegas dengan memerintahkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bersama Satpol PP untuk melakukan sweeping dan pengawasan di lapangan.
“Saya sudah perintahkan Disperindag dan Satpol PP agar melakukan pengawasan ketat. Tidak boleh ada yang menjual BBM dengan harga setinggi itu. Tadi sore saya dapat laporan, kondisi sudah mulai aman, mudah-mudahan besok tidak terulang lagi,” ujarnya.
Bupati juga menyoroti praktik para pengecer yang diduga menimbun BBM saat terjadi kelangkaan di SPBU. Ia menilai hal ini dapat menimbulkan keresahan dan kecurigaan di tengah masyarakat.
“Ini menjadi pertanyaan masyarakat. Kalau di SPBU kosong, kenapa para pengecer punya banyak stok dan menjual dengan harga tinggi? Walaupun belum tentu benar, hal seperti ini bisa menimbulkan kecurigaan,” kata John di Timika, Senin (6/10/2025).
Menurut Bupati John, keterlambatan pasokan BBM disebabkan oleh kapal pengangkut yang datang terlambat. Namun, ia menegaskan perlunya evaluasi bersama pihak Pertamina dan Jober Mimika, mengingat pasokan dari depot tersebut juga harus melayani beberapa kabupaten lain di wilayah Papua Tengah.
“Kita sudah membuat surat ke Kementerian ESDM untuk menambah kuota BBM bagi Mimika. Karena kuota yang ada bukan hanya untuk kita, tapi juga dibagi ke kabupaten lain. Jadi, kalau mereka ambil lebih banyak, otomatis jatah kita berkurang,” terangnya.
Bupati menutup dengan penegasan pentingnya pengawasan aktif dan berkelanjutan dari pemerintah daerah.
“Pemerintah harus aktif melakukan pengawasan. Masalah seperti ini bisa terjadi karena lemahnya pengawasan di lapangan. Pemerintah Mimika tidak boleh diam, harus turun langsung,” tegasnya.
Dengan langkah cepat tersebut, pemerintah berharap distribusi BBM di Mimika kembali stabil dan harga di tingkat pengecer bisa kembali normal.






