Ismail Asso Minta Maaf ke Uskup Jayapura Usai Dipolisikan Sejumlah Pihak

Ismail Asso

Timika, Papuadaily.com – Tokoh muslim Papua Ismail Asso meminta maaf atas cuitannya yang dianggap menghina Uskup Keuskupan Jayapura Mgr. Yanuarius Teofilus Matopai You.

“Saya meminta maaf kepada bapa Uskup. Saya tidak punya masalah dengan Uskup. Insya Allah saya akan telpon beliau,” kata Ismail Asso dalam rekaman video klarifikasinya, dikutip pada Sabtu (3/2/2024).

Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Pegunungan ini mengatakan, sebagai tokoh agama, misi Uskup Jayapura sejalan dengannya dalam melindungi hak-hak dasar rakyat Papua. 

“Saya yakin bapak Uskup tidak akan tersinggung. Tapi memang ada oknum-oknum yang sengaja ini (menggiring opini) untuk menggagalkan pembangunan Kantor Gubernur Papua Pegunungan,” katanya.

Ia meyakini cuitannya sama sekali tidak bermaksud melakukan penghinaan Uskup Jayapura, apalagi kepada umat Katolik. Akan tetapi, menurut dia, komentar itu dilontarkan semata-mata untuk menanggapi polemik lahan pembangunan Kantor Gubernur Papua Pegunungan 

“Jujur saya mau katakan bahwa keluarga saya Katolik dan saya tidak ada masalah dengan Katolik. Tapi kalau ada (umat Katolik) yang merasa terhina, saya pikir itu penggiringan (opini). Untuk itu saya minta Polda Papua dan Polres Jayawijaya mengusut siapa penyebar hoax ini,” ucapnya.

Sebelumnya, sejumlah pihak yang tergabung dalam Koalisi Umat Katolik Papua hingga organisasi Cipayung telah melaporkan Ismail Asso ke Polda Papua pada Kamis (1/2/2024).

Di hari yang sama, masyarakat lintas agama yang mengatasnamakan Tim Solidaritas Kemanusiaan Kabupaten Jayawijaya juga melaporkan kasus penghinaan itu ke Polres Jayawijaya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Syaiful Islam Al Payage juga ikut menyayangkan perilaku melecehkan yang dilakukan seorang tokoh agama, Ismail Asso.

“Kami sebagai umat Islam sangat sayangakan apa yang dilakukan saudara Ismail Asso. Untuk itu kami mendukung proses hukum agar Ismail mempertangungjawabkan apa yang dia lakuan,” tandasnya.

Kasus ini bermula pada Rabu (31/1/2024), ketika Ismail Asso merespon tautan sebuah berita di grup WhatsApp berjudul “Uskup Jayapura: Jangan paksa bangun kantor gubernur di tanah adat Walesi dan Wouma”.

Ismail Asso lalu berkomentar: “Kepala botak ini punya tanah di Welesi dimana? Marga apa orang botak ini. Ada yang tahu ka? Dia dari Aliansi dan konfederasi lima Kepala Konfederasi mana?”