Timika, Papuadaily – Papua Football Academy (PFA) memastikan lolos ke kompetisi Soeratin di tingkat Nasional setelah berhasil mengalahkan Persemi Mimika U15 pada partai final Turnamen Soeratin PSSI U15 di Mimika Sport Complex (MSC), Minggu (24/11/2024).
Kemenangan manis di laga pamungkas ini dicapai anak asuh Pelatih PFA, Ardiles Rumbiak dengan skor tipis 3-2 dengan penampilan apik.
Pertandingan ini berlangsung seru sejak menit awal babak pertama di mana kedua kesebelasan saling jual beli serangan.
Meskipun demikian, tim Persemi Mimika harus mengakui keunggulan punggawa PFA nomor punggung 17, Pasko Kambuy yang berhasil mencetak gol pada menit 16 memanfaatkan kesalahan pemain bertahan Persemi.
2 menit berselang, Pasko Kambuy kembali menambah pundi-pundi golnya memanfaatkan bola pantul dari penjaga gawang Persemi, skor 2-0 bagi PFA bertahan hingga turun minum.
Pada babak kedua, Persemi Mimika kembali berupaya keras mengejar ketertinggalan. Namun, nasib baik belum berpihak, menit ke 59 Persemi kembali kebobolan dari tendangan keras pemain nomor punggung 16, Dolvi Salossa.
Tertinggal 3-0 atas PFA tampak menjadi tidak menyurutkan kegigihan para pemain Persemi, mereka berhasil bangkit setelah mendapat dua kali hadiah penalti dari wasit buntut kesalahan pemain bertahan PFA.
Pemain nomor punggung 7, M Fadil berhasil mengonversikannya menjadi gol di menit-menit akhir babak kedua. Skor 3-2 pun bertahan hingga peluit panjang akhir babak kedua berbunyi.
Kemenangan ini membawa PFA berhak melaju ke babak berikutnya di Solo dan Jogjakarta pada tanggal 7 hingga 15 Desember 2024 mendatang.
Menanggapi prestasi ini, Pelatih Kepala PFA, Ardiles Rumbiak menyatakan, pertandingan yang dilakoni anak-anak asuhnya hari ini patut disyukuri karena PFA berhasil melaju ke partai final bahkan berhasil keluar sebagai juara kala berhadapan dengan Persemi.
Ardiles mengaku, ada beberapa hal yang harus diperbaiki terutama dari sisi konsentrasi para pemain di akhir laga meski anak-anak asuhnya telah bermain sesuai dengan strategi serta skema permainan yang diterapkan.
“Tadi di menit-menit akhir perlu diketahui pertandingan Soeratin itu bukan saja mencari juara, tapi bagaimana mereka bisa belajar banyak hal. Contoh tadi di menit-menit akhir dua kali hand ball, butuh fokus di menit akhir untuk bisa menguasai bola agar tidak terjadi lagi seperti itu,” katanya.
Ia berharap, para pemain dapat terus belajar dari kesalahan dan dapat memperbaikinya di pertandingan-pertandingan berikut.
“Sekali lagi ini adalah proses belajar di mana anak-anak terus berkembang, juara itu bonus,” ungkapnya.
Sementara itu menanggapi kekalahan di partai final yang ditelan anak-anak asuhnya, Pelatih Kepala Persemi Mimika U15, Feydi Oroh mengatakan, para pemain sudah tampil maksimal dan memberikan yang terbaik.
Kendati nasib berkata lain, beberapa kesalahan yang terjadi di awal babak pertama mengakibatkan Persemi tertinggal 2-0 menjadikan mental anak-anak asuhnya menurun.
Meski berhasil mengejar ketertinggalan di babak kedua, waktu pertandingan tak dapat menyelamatkan perjuangan anak-anak Persemi.
Meski berhasil bangkit di menit akhir babak kedua dengan hadiah dua kali penalti, namun waktu tak dapat menyelamatkan Persemi. Anak-anak asuhan Feydi Oroh dipaksa takluk dari PFA.
“Permainan yang menentukan, tadi ada beberapa kesalahan. Untuk mengejar itu kan dengan waktu yang singkat ini kan sulit. Mereka patut diapresiasi,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Teknik Asosiasi Propinsi PSSI Papua Tengah Muhammad Jaelani Saputra menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang bertanding, secara khusus kepada SSB Konica yang berhasil meraih juara 3, SSB Elang yang meraih juara 4, serta PFA dan Persemi yang tampil di partai final Turmamen Soeratin PSSI U15 2024 tersebut.
Secara umum, ia menilai bahwa Indonesia seluruh pemain dari masing-masing tim sudah tampil dengan sangat baik meski banyak hal yang perlu diperbaiki.
“Saya yakin suatu saat mereka akan memiliki kesempatan-kesempatan yang mereka bisa menuju ke jenjang yang lebih baik,” kata Jaelani usai laga final.
Ia meyakini, talenta-talenta muda ini ke depan dapat menjadi lebih baik dan bersaing dengan anak-anak muda dari daerah lainnya.
“Kalau saya lihat dari tadi hasil pertandingan ini mereka cukup baik. Bermain sportif, pelatihnya profesional, kemudian juga tidak ada argumen-argumen kepada wasit dan mereka benar-benar bermain menikmati pertandingan ini,” kata Jaelani.
Untuk ujian sesungguhnya yang akan dihadapi tim PFA sendiri nantinya berada di level nasional di mana seluruh tim dari berbagai daerah di luar Papua berkumpul.
“Ujiannya adalah nanti mereka di tingkat nasional. Di situlah bisa dilihat sejauh mana perkembangannya mereka dari hasil kompetisi ini merrka bisa bersaing,” ungkapnya.
Sementara itu, di pertandingan lain, Sekolah Sepak Bola (SSB) Konica berhasil meraih juara 3 setelah menundukkan SSB Elang dengan skor 1-3.