Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Golkar, Mangihut Sinaga, menyoroti sejumlah kejanggalan dalam kasus hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Marbun. Ia menilai proses penyelidikan atas insiden ini tidak transparan dan menimbulkan banyak pertanyaan.
“Banyak hal yang tidak masuk akal, seperti dompet, rompi, dan helm yang ditemukan. Katanya diberikan oleh temannya, tapi bagaimana logikanya? Jika melewati medan berat, seseorang pasti akan memakai rompinya. Tidak mungkin dia tahu akan celaka lalu menyerahkan dompetnya ke orang lain,” ujar Mangihut seusai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPR bersama keluarga Iptu Tomi di Kompleks Parlemen, Senin (17/3/25).
Mangihut juga mempertanyakan keberadaan rekan-rekan Iptu Tomi saat insiden terjadi.
“Ada 65 orang dalam kelompok itu. Satu perahu berisi berapa orang? Siapa yang satu perahu dengan Tomi? Sudah diperiksa atau belum? Jika dia pemimpin, mengapa tidak ada yang berusaha menolong?” tegasnya.
Terkait pencarian, Mangihut menilai upaya yang dilakukan lamban dan seolah diabaikan.
“Kejadian terjadi 16 Desember, tapi pencarian baru dimulai 18 Desember, berhenti 22 Desember, lalu dilanjutkan sebulan kemudian. Mengapa kasus seperti Susi Air bisa terus dicari bertahun-tahun, sementara nyawa seorang aparat negara terkesan diabaikan?,” tandasnya.
selengkapnya tonton video di atas