Temui pengunjuk rasa, begini respon Bupati dan Kapolres soal keamanan 4 distrik

Bupati Mimika, Johannes Rettob didampingi Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman menemui pengunjuk asa di halaman kantor Dinas Perhubungan Mimika, Selasa (29/4/2025). Foto: Moh

Timika, Papuadaily – Bupati Mimika Johannes Rettob akhirnya menjawab aspirasi dari massa aksi dari Distrik Alama, Jila, Hoya dan Tembagapura saat menemui pengunjuk rasa di halaman kantor Dinas Perhubungan Mimika, Selasa (29/4/2025).

Pada Selasa pagi warga masyarakat dari 4 distrik di wilayah pegunungan Mimika yang mewakili 47 kampung berunjuk rasa menuntut akses penerbangan ke empat distrik di wilayah pegunungan Mimika yang kini terisolasi.

banner 325x300

Adapun aspirasi yang dibawa dalam aksi unjuk rasa tersebut tak lain adalah meminta agar penerbangan perintis ke wilayah-wilayah dimaksud dapat dibuka kembali.

Sekitar pukul 11.21 WIT Bupati Mimika Johannes Rettob pun tiba di lokasi dan langsung menyapa massa aksi. Dalam kesempatan itu, massa kemudian menyampaikan tuntutan secara langsung kepada Bupati Johannes Rettob.

Bupati Johannes lalu menerima aspirasi tersebut dan menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat yang telah melaksanakan massa aksi dengan aman dan tertib.

Johannes menyebutkan, terkait dengan tuntutan agar pemeritah menghilangkan stigma zona merah di empat distrik, maka hal tersebut akan didiskusikan terlebih dahulu bersama pihak aparat keamanan yang berada di Mimika, baik Polres Mimika maupun Kodim 1710/Mimika.

“Saya akan diskusikan hal ini, ada pak Kapolres yang hadir juga di sini, dan nanti dengan Pak Dandim 1710/Mimika supaya stigma ini betul-betul hilang,” ucap Johannes disambut tepuk tangan massa aksi.

Johannes menambahkan, alasan banyak maskapai tidak ingin terbang ke wilayah pegunungan adalah terkait faktor keamanan.

Mengenai tuntutan dibuka kembalinya penerbangan ke empat distrik itu, Bupati John juga meminta masyarakat untuk ikut menjamin situasi keamanan di wilayah dimaksud.

Skema pengamanan

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengatakan akan membahas skema pengamanan pada 4 distrik di wilayah pegunungan Mimika yang terisolasi akibat tidak adanya akses penerbangan tersebut.

Sebab, untuk menjangkau empat distrik pegunungan tersebut hanya dapat ditempuh dengan transportasi udara.

Khusus untuk Distrik Temagapura masih dapat dijangkau dengan transportasi darat namun harus melalui objek vital nasional PT Freeport Indonesia.

Saat ini, tidak adanya akses penerbangan dikarenakan peristiwa pembunuhan pilot asal Selandia Baru, mendiang Glen Malcolm Conning pada Agustus 2024 lalu di Distrik Alama.

Selain itu, juga terjadi penembakan terhadap helikopter milik TNI AU di Distrik Hoya pada November 2024.

Akibatnya, tidak ada operator penerbangan yang bersedia membuka penerbangan ke wilayah tersebut meski sebelumnya Dinas Perhubungan Kabupaten Mimkka melakukan lelang terkait penerbangan subsidi.

“Jadi kita nanti duduk bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), TNI, Polri, dengan tokoh masyarakat, tadi kan sudah sempat disampaikan oleh Pak Bupati bahwa sudah pernah tejadi kesepakatan, namun setelah terjadi kesepakatan itu terjadi pembakaran pesawat,” kata Kapolres.

Kapolres menyebutkan, untuk selanjutnya nanti apakah harus dibuka pos pengamanan di wilayah-wilayah tersebut nantinya akan dibahas bersama. Saat ini, kata Kapolres saat ini untuk wilayah 4 distrik tersebut sudah dinyatakan aman dan kondusif.

“Aman, untuk wilayah 4 distrik tersebut saya nyatakan aman,” tutupnya.