banner 728x250
Mimika  

Bupati-Wabup Mimika resmikan fasilitas air bersih hingga perpustakaan di Uta

TIMIKA, Papuadaily – Setelah bertahun-tahun bergantung pada air hujan dan sumber alam seadanya, warga Kampung Uta, Distrik Mimika Barat Tengah, kini dapat menikmati layanan air bersih.

Fasilitas yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mimika pada 2024 itu diresmikan langsung oleh Bupati Mimika, Johannes Rettob, akhir pekan lalu.

Air bersih kini mengalir ke 99 rumah warga di kawasan Mupruka dan Uta 1. Kepala Dinas PUPR Mimika, Inocentius Yoga Pribadi, mengatakan sistem distribusi itu didukung dua menara air setinggi 12 meter yang mendorong pasokan ke rumah-rumah warga.

“Satu unit menara berada di Mupuruka yang melayani Uta 1 dan Mupuruka, sedangkan satu unit lagi di Uta 2. Semua sistem berfungsi normal,” ujar Yoga.

Fasilitas itu juga dilengkapi Depot Air Minum di lokasi yang sama. Warga dapat mengisi air layak konsumsi langsung dari depot tersebut, sementara air yang mengalir ke rumah digunakan untuk kebutuhan harian seperti mandi dan mencuci.

Yoga berharap masyarakat turut menjaga keberlangsungan fasilitas itu. “Kami mohon dirawat baik-baik, jangan sampai seperti dulu hilang dicuri. Air bersih ini juga diharapkan bisa menekan angka stunting di Mimika Barat Tengah,” katanya.

Bupati Johannes Rettob menggemakan pesan serupa. Dengan gestur sederhana namun bermakna, ia mencuci muka menggunakan air dari instalasi baru itu—menandai babak baru pelayanan dasar bagi warga Uta.

““Kami harap dijaga, jangan dirusak, dan jangan seperti sebelumnya hilang dicuri,” ucapnya singkat di hadapan warga yang berkumpul di bawah terik siang.

Usai peresmian fasilitas air bersih, Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong, turut menggunting pita pembukaan Depot Air Minum. Ia kemudian melakukan uji coba pengisian air minum pertama—simbol dimulainya layanan yang telah beroperasi sejak Agustus 2025.

Tak berhenti di sana, rangkaian kegiatan berlanjut dengan peresmian Perpustakaan Kampung Uta. Bangunan sederhana itu diharapkan menjadi pusat literasi baru bagi anak-anak dan warga yang haus pengetahuan di tengah wilayah pesisir barat Mimika.

Bagi warga Uta, hari itu bukan sekadar seremoni. Ia menjadi tanda bahwa air—dan pengetahuan—akhirnya benar-benar mengalir sampai ke kampung mereka.