News  

Kepala daerah digembleng disiplin ala IPDN, Wamendagri: ada yang kaget

Bupati dan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob – Emanuel Kemong mengikuti retret gelombang kedua di IPDN Jatinangor, Minggu (22/6/2025).

Timika, Papuadaily – Bupati dan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob – Emanuel Kemong tengah mengikuti retret gelombang kedua yang berlangsung di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat.

Bupati John dan Wabup Emanuel dalam rombongan 86 kepala daerah se-Indonesia tiba menggunakan enam bus di IPDN Jatinangor, setelah sebelumnya diberangkatkan dari kantor pusat Kemendagri menaiki kereta cepat Whoosh pada Minggu (22/6/2025).

Para gubernur dan bupati bersama wakilnya disambut langsung Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, didampingi Rektor IPDN dan marching band Gita Abdi Praja.

Dalam Apel Manggala penyambutan, Wamendagri Bima Arya mengatakan retret ini bukan sekadar formalitas, tetapi untuk memperkuat kolaborasi dan kebersamaan antar bupati, wali kota, gubernur dan para wakilnya.

“Keberagaman suku, etnis dan latar belakang di Indonesia justru menjadi kekuatan kita jika dipadukan dengan semangat persatuan,” katanya.

Retret gelombang kedua ini berbeda dari yang pertama, di mana diikuti langsung oleh pasangan kepala daerah baik gubernur dan wakilnya maupun bupati dan wakilnya.

“Tentu saja, retret bersama pasangan kepala daerah akan lebih memperkuat kekompakan dalam pelayanan publik yang berorientasi pada rakyat nantinya,” tegas Bima Arya.

Adapun satu kepal daerah yakni gubernur Papua Pegunungan tidak hadir mengikuti retret karena alasan keluarga. Sementara peserta dari Bali tiba terlambat, tetapi tetap mengikuti kegiatan.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dijadwalkan akan membuka secara resmi kegiatan tersebut pada Senin (23/6/2025).

kaget aturan IPDN

Wamendagri Bima Arya mengungkapkan banyak kepala daerah terkejut dengan aturan di IPDN, termasuk aturan waktu makan siang yang sangat terbatas.

“Tadi ada kepala daerah yang cerita kaget, mereka bilang makannya baru tiga perempat, tiba-tiba loncengnya sudah bunyi,” ungkap Bima.

Pembatasan waktu makan, kata dia, diterapkan sebagai bagian dari kedisiplinan dalam rangkaian retret yang diikuti 86 kepala daerah. Makan siang dilakukan bersama praja IPDN di Ruang Makan Menza.

“Makan siang bareng dengan praja. Pagi sendiri, malam misah. Yang selalu bareng dengan praja itu makan siang,” ujarnya.

Menurut dia, waktu yang disediakan untuk makan hanya selama dua lagu diputar. Karena itu masih banyak peserta yang belum terbiasa dengan aturan tersebut.

“Tadi saya lihat masih banyak yang belum menyesuaikan. Begitu duduk di meja, langsung nyambar pisang,” katanya.

“Kalau tradisi di sini, semuanya disiplin, semua komando, dan makan hanya dua lagu selesai. Tadi pun sudah diulur-ulur antarlagu, tetap masih banyak yang belum selesai,” lanjutnya.

Wamendagri meminta peserta menjadikan pengalaman hari pertama sebagai pelajaran agar dapat menyesuaikan diri pada hari-hari berikutnya selama retret berlangsung.

“Harus begitu. Berarti besok siang mereka harus mengatur kecepatan makannya,” ucap Bima.